Hai Sahabat Pustaka !
Pada masa pandemi COVID-19 yang belum kunjung usai seperti saat ini, penting sekali untuk menjaga kesehatan bagi diri sendiri maupun orang-orang terdekat seperti keluarga. Pada artikel ini akan membahas tuntunan hidup sehat berdasarkan buku elektronik terbitan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Mari simak bersama yuk !
Dalam salah satu bagian dalam buku ini dibahas mengenai Batuk, Pilek dan Penyakit yang Lebih Serius. Batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan ingusan sering menyerang anak-anak dan dianggap tidak berbahaya. Meskipun demikian, dalam beberapa kasus, batuk dan pilek merupakan suatu tanda penyakit yang lebih berbahaya, seperti pneumonia dan tuberkulosis. Pneumonia merupakan bagian dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), di mana penyakit ISPA terdiri dari batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa), pneumonia, dan pneumonia berat.
Di dunia, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menjadi penyebab kematian dari 4 juta anak balita selama 2000-2003, kematian balita karena ISPA 19% dan kematian bayi karena pneumonia 26% (World Health Research, Bryce at all, 2005). Di Indonesia, dari hasil SKRT 2001 proporsi kematian bayi karena ISPA 27,6%, sedangkan proporsi kematian bayi karena pneumonia 22,8%. Hasil Riskesdas tahun 2007 proporsi kematian balita karena pneumonia 18,2%.
Semua anak perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas. Bila itu dipenuhi, infeksi saluran pernafasan dan penyakit lainnya terdiagnosis lebih akurat dan dapat diobati sebelum terlambat.
Yang harus masyarakat dan keluarga ketahui tentang Batuk, Pilek dan Penyakit yang Lebih Serius :
Anak yang batuk pilek biasa harus dijaga agar tetap hangat dan lebih sering diberi minum dan makanan bergizi.
Batuk dan pilek disertai demam (lebih dari 38ÂșC), sakit kepala, sakit persendian dan otot, nyeri tenggorokan, dan terkadang muntah dan diare dapat menjadi pertanda Influenza A Baru H1N1.
Batuk pilek biasa apabila tidak segera diobati dapat menjadi pneumonia, atau infeksi dadakan yang menyerang paru-paru. Gejala dan tanda pneumonia pada bayi dan balita umumnya batuk yang disertai kesukaran bernafas, seperti nafas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam pada saat menghela nafas. Penyakit ini tergolong berbahaya dan anak yang mengalaminya perlu segera dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
Pneumonia dapat dicegah. Caranya, keluarga mendorong ibu tetap memberikan ASI eksklusif pada bayi sekurang-kurangnya pada enam bulan pertama, selain memberikan menu bergizi dan imunisasi lengkap pada anak, serta menjauhkan anak dari penderita batuk.
Bayi, balita, ibu hamil, dan lanjut usia sangat rentan terhadap batuk dan pilek, terlebih bila terpapar oleh polusi udara seperti asap rokok, asap dapur, asap kendaraan, asap pabrik, dan kebakaran hutan.
Anak yang batuk terus menerus sampai dua minggu atau lebih harus segera dibawa ke dokter. Kemungkinan anak terkena tuberkulosis yakni infeksi infeksi paru-paru menahun jenis yang lain.
Suhu badan bayi mudah turun. Oleh karena itu, perlu dijaga agar tetap hangat jika mereka batuk atau pilek. Anak-anak yang batuk, pilek, ingusan atau sakit tenggorokan yang nafasnya normal dapat dirawat di rumah dan mungkin sembuh tanpa obat. Mereka harus dijaga agar tetap hangat tetapi tidak berlebihan dan diberi makan dan minum yang banyak. Obat-obatan hanya diberikan atas petunjuk dokter atau petugas kesehatan.
Anak yang demam tinggi sebaiknya dikompres dengan air hangat kuku. Di daerah sebaran malaria, demam dapat merupakan hal yang berbahaya. Oleh karena itu, anak tersebut harus segera diperiksa oleh petugas kesehatan.
Hidung anak yang pilek atau batuk harus sering dibersihkan, terutama sebelum anak makan atau tidur. Udara yang lembab memudahkan pernafasan dan akan sangat membantu bila anak tersebut menghirup hawa dari semangkuk air hangat.
Anak yang masih menyusu dan terkena batuk atau pilek harus tetap diberi ASI. Pemberian ASI membantu memerangi penyakit dan penting bagi pertumbuhan anak. Bila anak tidak dapat menyusu, maka ASI diperas ke dalam mangkuk yang bersih untuk disuapkan kepada anak.
Anak-anak yang tidak diberi ASI harus sering diberi makan atau minum sedikit demi sedikit. Jika sudah sembuh, anak tersebut harus tetap diberi makanan tambahan bergizi setiap hari sekurangkurangnya dalam seminggu. Anak belum dianggap pulih sebelum berat badannya kembali sama seperti sebelum sakit.
Batuk dan pilek mudah menular. Orang yang sedang menderita batuk atau pilek harus menjauhkan diri dari anak-anak. Setiap kali batuk, biasakan menutup mulut dan hidung dengan dengan lengan bagian atas, dengan siku atau tisu. Tidak meludah sembarangan dan biasakan mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah penularan.
Pada umumnya batuk-batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan ingusan sembuh tanpa diobati. Namun terkadang penyakit tersebut dapat memburuk menjadi pneumonia sehingga memerlukan pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik pada anak yang menderita pneumonia harus sesuai dengan petunjuk dokter atau petugas kesehatan. Antibiotik harus diberikan sampai habis kepada anak.
Pneumonia pada bayi dan balita banyak disebabkan oleh bakteri, sedangkan untuk usia lima tahun atau lebih pneumonia banyak disebabkan bukan oleh bakteri tetapi virus.
Informasi diatas merupakan sebagian kecil dari bagian buku elektronik Penuntun Hidup Sehat yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Untuk membaca dokumen secara utuh bisa sahabat pustaka unduh di bawah ini.